Melamun,sedikit
aga bosan.Bola mata diisi dengan sebatang pohon di hadapan para dewan,dan di
kelilingi pohon itu terdapat para maahasiwwa yang kelihatan seronok berlembang
sendiri.Rasa menyesal pergi terlalu awal ke tempat ini.Rupanya kawan makan akan
di buka sedik agak terlambat.Lebih baik meloncat di atas gedung tadi,agag
berbaring menghilangkan lelah di tengah hari ini.
Sudah satu
bulan di kampus ini,aku masik tidak punya kawan-kawan dekat,tapi aku tidak
peduli,aku seakan akan dapat menghidup bahwa takdirnya aku berseorang saja di
atas bumi pertiwi.secar aku berumur 20 tahun,aku pun memang tidak punya teman curhat yang boleh di
rentang sahabat akrab.Apalah artinya lagi di kampus yang baru dan semega ini
aku jejaki.Apakah aku mungkin berbeda,mungkin aku ogois,atau mudahy
sensitip,berpikir yang tidak terduga,dan sering angapan menang dalam bidang
apa-apa.Ah,aku tidak perduli.Bukan seribu kata kurangkai buat ku.Aku seakan
hidup sendiri.
“seorang
menyapa.”
Kuping
telingaku menyaring perkataan itu,leherku otomatis menoleh,seorang mahasiswa
berpakaian rapi,agag tinggi,bodih seksi,berwajah cemerlang,memakai selendang
berdiri pas di depan saya,dengan wajah penuh senyuman.siapa cewek manis ini?
“Boleh saya
duduk di sebelah kamu?” Dia bertanya ke pada ku.Aku duduk berseorangan di atas
penghadang jalan kawan makan iniaku mengganguk malas-malas.
“kenapa
sendiri saja?”
“karena gak
ada kawan.”Aku menjawab sambil geremeng.
“Oh ea kau
baru di sini kan?entae lama-lama pasti ada sahabat.”Dia berbicara mesra seakan
uda lama kenal dengan aku.Membuat ku mengangkat badan ku untuk memandangnya.
“Oh ea?Aku
seakan tidak yakin aja. Aku akan mampu mendapatkan sahabat di kampus semega
ini.”Aku tau bicara ku agag sensinis.Tapi aku tidak dapat mengawalinya.Aku
sudah dapat menghidupi perbedaan yang
bakalan berlaku antara aku dan dia.
“Is?kenapa
kamu berbicara begitu?”
“Iya lah
tu,aku lihat kakak senior-seniornya tidak lah sebaik mana,berbicara tidak
sahaja,tetapi ahlak tidak setara mana.Tetap membubuli junior juga.orang di
suruh salam dulu,tapi mereka tidak pula mengamalkanya.Bila junior tidak member
salam,tahu hendak marah.”Aku mengerakan bibir dan menujukan kebencian.
Ea, apa yang
ku ungkapkan tadi,itulah yang aku perhatikan selama masa orientasi ini
berjalan,kampus ini bukan mutiara,tanpa tersimpanya seribu kata hikma.Tetapi
entalah, aku tidak Nampak apa-apa yang isti mewah kampus ini ap bila melihat
seniornya,dan sekarang mahasiswi yang di sampaing ku ini berbicara aku akan
mendapatkan sahabat di kampus ini? Emm,dalam mimpi mungkin akan terjadi.
“Berbicar
itu baik-baik.” Dia bersuara geremeng.
Ahh,aku
sudah katakana siapa yang tidak tahan dengan aku.Seorang tidak pernah sukan
dengan aku.Orang suka dengan pujian palsu.
“Apa yang ku
katakana itu benar.Gak?”
“Ea bener
tapi para senior bukan berarti pion-pion,Apa yang terbai dari mereka kita
ambil,apa yang buruk jangan di ambil.kalau kau tidak puas hati dengan
mereka.Maka jadilah junior yang lebih baik nanti.”
“Ah,hanya
ala an aku saja untuk menyembuyikan kesalahan senior-senior saja.Kampus ini
nyatanya tidak bermakna apa-apa,sama saja seperti kampus lain.
Wajah
mahasiswi di sebelahku,mula I merah padam,
“kamu
ini?”Telapa tanganya hendaik mencapai bahuku.Tetapi aku dengan langkah tempur ,pantas menangkap
tanganya sebelum sampai di pundaku.Bola matanya membesar,bola mataku
membalas.Tanganku ku genggam sekuat-kuatnya,biar dia terasa sakitnya.
“Sudah
menghembus.” Aku lepaskan tanganya perlahan-lahan.
“Hei…”Dia
gelenh-geleng kepala.Bangun meninggalkan aku.
Aku buat tik
peduli.
Pasti dia
tidak mau lagi berhubungan dengan aku.
Aku
pasti,dia amat memarahi aku.Mungkin dia akan cerita kepada rekan-rekannya akan
sikap aku.Silap hari bulan,diah lah musuh aku yang paling ketat di kampus ini
suatu hari nanti siapa tahu bukan?
“Emm.”
Aku
memandang kenyataan di gedung kampus.biasanya di dinding kenyataan ini ada
pelbagian info terkini berkenan aktivitas kampus.
Tiba-tiba
aku perasaan kuping ku di sentuh.Sentuhan itu dapat kurasakan
kemesraanya,pantas aku melihat ke belakang.
“Si…..”…apa..dan
baki itu terletak pada kerongkonganku.
Dia bayangan
semalam,kini suda berbeda di hadapan ku,dan terseyum mesrah.
“Nega negok
apa? Apa ada yang menarik?”Dia menepuk bahu ku mendekati dinding
kenyataan,memandang kea rah judul yang menunjukan aktivitas kampus
“Nama aku
Sindi.”Suaranya lembut gemulai aku menoleh di terseyum.Apa kah di terlupa bahwa
kami baru saja berjumpa satu malam saja?
“Nama kamu
siapa? Aku tahu kamu ini adik Lilin teri,Lilin itu sahabat akrab aku tahu,Cuma
dia tuah setahun saja sama aku.”
Ah,kawan
Lilin?Lilin itu kakak sepupu aku tuah tiga tahun dari pada aku,satu satunya
keluarga yang ada di kampus ini,jula salah satu sebap mengapa ayah ku menyantar
aku kemari.
Sindi di sebelah ku kekal terseyum manis,seakan hari semalam
tidak berlaku,dan tadi diah menyentuh kuping ku,aku dapat merasakan kemesraan
seakan bersamanya.Perasaan apakah ini?
“Roni.”Aku menjawab dengan suara lembut.
“Emm?”Kening Sindi terangkat sembelah.
“Nama aku Roni,Roni saputra.”
Senyum penuh ceriah terukir di bibirnya,dia mengulurkan
tangan.”Sindi Tris.”
Dan kami berjabatan penuh seyuman
Belum ada tanggapan untuk "Cinta Di Balik Dinding Kampus"
Posting Komentar