Suntuk……
Membosankan……
Rasanya aku
ingin menghilang dari rumah ku ini.semua orang bilang rumah adalah surge,tapi
bagi aku ruma adalah neraka.Aku merasa tidak ada kedamaian yang aku dapat di
rumah ku ini,aku ingin sekali seperti para remaja normal yang lain,tapi tidak
perna terlaksana kepada ku,salasatunya alasanya
aku bertahan di rumah ini adalah bunda,hanyalah bunda yang mengganggap
aku ada di sini.
Malam kini
suda larut,tapi aku belum mampu memejamkan kedua bola mataku.Berbalik pikiran
licik yang terlintas di benaku,pikiran-pikiran aneh yang meminta ku hengkak
dsri rumah ini,meninggalkan keluargaku dan orang-orang yang hanya memberikan
luka di hati ku.Tapi bagai mana dengan bunda jika lau aku pergi dari rumah?Aku
tidak bakalan tega meninggalkan bunda di rumah ku ini.Tiba-tiba .
Cring…….
Hayalan ku
buyar.Pikiran aneh dan kotor itu pun lenyap.Aku tersadar dari hayalan ku
mendengar Suara bantingan guci,suara itu berasal dari ruang tamu.Lari buru-buru
aku menuju ruang tamu.Aku mendengar suara ayah yang sangat keras yang di
lontarkan kepada bunda lagi-lagi pertengkaran itu terjadi.Ini bukan pertama
kalinya ayan dan bunda bertengkar .kuping aku sudah sering mendengar mereka
bertengkar.Karena itu lah aku tidak betah di rumah.Akume lihat bunda tertunduk
menagis tanpa tidak berani melihat wajah ayah yang sedang marah-marah,hati aku
begitu sedih melihat bunda menagis.Ingin aku lari memeluk bunda dan membawa
pergi bunda dari hadapan ayah yang sedang marah,tapi aku tidak berani ikut
campur.Aku hanya bias melihat bunda di balik pintu.
Setelah ayah
keluar dari ruang tamu,aku lari menghampiri bunda dan memeluknya,kuhapus air
mataku agr bunda tidak melihatnya aku menagis.Aku tidak mau membuat bunda tamba
sedih.
“Bunda yang
sabar ea,mesikipun susah bunda harus kuat.Nanda
yakin suatu saat semua pasti berubah.”Aku berusaha meyakini bunda.
“Bunda tik
apa-apa.Bunda baik-baik aja nang.”Bunda berusaha tersenyum didepan ku,ia tidak
mau aku kuwatir dengan ke adanya.
“Bunda lebih
baik istrirahat saja.Biar nanda membersikan pecahan gucih ini,lagi pula bunda
sudah capek kerja satu harian.”
“Tidak
apa-apa Nang,biar aja bunda yang membersikan.Lebih baik nang tidur.Besokan pagi
nang kan harus ngampus?” Bunda lalu
mengambil sapu,untuk membersikan pecahan guci itu.Tapi aku lari cepat untuk mengabil lebih deluan
sapu itu.
“Bunda besok
gak ada jadwal ngampus,Nanda libur jadi biar Nanda yang bersikan semuany.Kalau
memang bunda belum ngantuk,bunda duduk aja dulu di sopa.Nanda bukan anak kecil
lagi.Pekerjaan seperti ini tentu gampang bunda……..”Aku berusaha sekilas untuk
menghibur bunda,Aku lihat bunda terseyum di benak bibirnya.
“Nah,gitu
dong bunda,kalau bunda sayum tambah manis dan cantik.Nanda jadi tamba semangat.Ea sudah bunda duduk manis aja
di situ.Biar Nanda yang membersikan semua.Di jamin semuanya bersih.”Segera aku
sapu semua pecahan gici itu dan memasukanya kedalam tong sampah.Setelah selesai
,aku menghampiri bunda.
“Bersih kan
bunda?Nanda bilang juga apa,kalau Nanda yang ngerjain pasti cepat selesai.”
“Ea deh.Nang
kan hebat.”Bunda mengacukan jempol sambil terseyum.
“Nanda cuci
tangan dulu ea bunda.”Buru-buru aku lari kekamar mandi untuk cuci kedua tangan
ku,sambil merasa sakit karena terkena goresan pecahan guci.Aku tidak mau bunda
khawatir karena luka kecil ini.Setelah selesai aku langsung menuju ke kamar.Aku
kira bunda sudah kekamar karena aku sudah tidak melihatnya di sopa ketika aku
keluar dari kamar mandi.Tiba-tiba aku mendengar pintu kamar ku di ketuk,ketika
aku membuka pintu aku terkejut melihat bunda sudah ada di depan pintu kamar
ku.Terlebih terkejutnya melihat kotak obat yang ada tangan bunda.Bunda langsung
masuk ke kamar ku dan duduk di tepi baying.
“Bunda,ko
belum tidur?kotak obat itu buat apa?”Aku pura-pura tidak tahu apa maksud bunda
dengan kotak obat itu.
“Sudalah
jangan purah-purah bodoh.Mana tangan mu?Biar bunda obati.”Bunda kemudian
membuka kotak obatnya
“Tangan
Nanda tidak kenak apa-apa bunda.” Aku tetap saja mengelak
“Nang,bunda
tau pasti tangan kamu luka gara-gara pecahan guci itu.”Akhirnya aku tidak bias
mengelak lagi.Lalu aku tunjukan tanganku yang terluka itu.Dengan hati-hatinya
bunda mengobati dan membalutnya.
“Terimakasih
ea bunda.Nanda saying bunda.”Aku peluk bunda dengan erat.Tidak sadar air mata
ku mengalir membasahi pipiku.Cepat-cepat aku menghapus air mataku agar bunda
tidak melihat aku menagis.
“Nang bunda
juga sayang…….Ea sudah sekaran nang tidur.”Aku membaringkan badan ku sementara
bunda mengambil selimut dan menyelimuti ku lalu mencium kening ku.Bunda lalu
keluar dari kamar ku dan bunda kembali ke kamarnya,sebelum aku tertidur aku
berdoa semoga semua akan menjadi baik-baik saja.Malam itu aku tidur dengan
nyeyak.
Mentari pagi
timbul dan meyusup jendela kamarku,yang hanya dilapisi tirai putih yang
tipis.Aku segera bangkit.Aku buka jendela untuk menghirup udara segar.
“Em……segarnya…..”Aku
rasakan udara pagi masuk mengisi rongga di dadaku,mentari menyapa dengan
kehangatanya.Setelah aku puas menghirup udara pagi,aku keluar dari kamar untuk
menemui bunda.Tapi sama sekali aku tidak melihat bunda.aku berpikir mungkin
bunda pergi kepasar untuk belanja dapur.Aku melihat kondisi rumah yang
berantakan.Aku putuskan untuk beres-beresih lagi pula aku libur ngampus,setidak
nya lebih mengurangi pekerjaan bunda.Kasian kalau bunda mengerjakan semuanya.
Mentari
sudah semakin cerah.tapi bunda belum juga pulang.Ayah juga pergi tidak tahu
kemana,aku tidak berani mencampuri urusan ayah.Sementara kaka ku masih
terlelap,aku juga tidak berani membaguninya.Aku begitu mengkhawatirkan
bunda,aku takut bunda kenapa-kenapa.Sementara abang Alex dia terlalu sibuk
dengan dirinya sendiri,kadang aku iri dengan kedatangan abang Alex dengan
ayah.Ayah terlalu memanjakan abang Alex tanpa memperhatikan aku.Semua apa yang
di inginkan abang pasti di turuti,sementar aku tidar perna di turuti apa yang
aku ingin kan,sikap ayah selalu memanjakan abang membuatnya dia egois,kadang
aku jengkel dan merasa kesal.Abang selalu iri dengan apa yang ku punya dan
ingin memilikinya,padahal aku yakin,ia bias lebih jika ia minta sama
ayah.Setiap kali aku bertanya kepada bunda,ia tidak pernah member tahu kenapa
abag selalu menyalahkan aku atas pertengkaran ayah dan bunda.
Hinga pada
suatu hari.Abang membongkar semuanya.Waktu itu aku sedang bertengkar dengan
abang gara-gara ia menghilangkan jam tangan yang di berikan bunda sebagai kado
ulnang tahun ku.Gar-gara jam itu hilang bunda marah padaku,aku tidak bias sabar
menghadapi sikapnya yang menjengkelkan
“Abang
kenapa menghilangkan jam Nanda? Jam itu Cuma
jam murahan,kalau aku mau aja aku bias beli yang lebih bagus dari
itu.”Aku semakin jengkel dengan sikapnya.
“Bang,jam
itu memang murahan.Tapi itu pemberian dari bunda,kalau Abag memang bias beli
lebih bagus kenapa jam nanda di pakai
dan menghilangkanya? Bukan Cuma jam aja semua benda Nanda pasti abang ambil dan
ujung-ujungnya rusak dan hilang,kenapa sih, abang tidak pernah mau melihat
Nanda bahagia?” Air mata ku mengalir membasahi pipi ku.
“Apa,kamu
bilang.Bahagia……..? Kamu itu tidak pantas bahagia gara-gara kamu ayah dan bunda
sering bertengkar.Di rumah ini tidak ada ke bahagian yang ada hanya
kebencian.”Kata-kata abang semakin meyakiti hatiku.
“Maksud
abang apaNya?kenapa abang mengatakan kalau nanda adalah penyebab pertengkaran ayah dan bunda.”
“Oh,jadi
kamu belim tahu selama ini?kamu itu bukan siapa-siapa di rumah ini jangan
pangil aku abang karena aku bukan abang mu.kamu mau tahu kenapa ayah tidak mau
peduli sama kamu?itu karena kamu bukan ank ayah.”kata-kata abang membuatku
pikiran melayang entah kemana,pandanganku kabur,kaki ku terasa kelu dan
akhirnya aku jatuh kelantai,abang berlalu meninggalkan aku.Aku tidak berani
menayakan itu kepada bunda.Aku takut bunda marah,aku ingin bunda sendiri yang
cerita sama aku,meskipun itu semua benar,aku yakin bunda mempunyai alas an yang
kuat mengapa ia tidak mau memberitahu tentang kebenaran itu.
Bunda
menyadari perubahan aku.Ketika aku melamun di bayang kamarku bunda datang
menghampiri aku.
“Nang
akhir-akhir ini bunda perhatiin Nang suka melamun,ada apa sih sayang?” bunda
mengusap kepalaku sambil merangkulku dengan lembut.Aku merasa lebih tenang
ketika di peluk bunda.
“Nanda tidak
apa-apa bunda.”Aku berusaha mengelak.
“Nang,bunda
tahu pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari bunda? Nang cerita sama
bunda.”Munkin sudah saatnya aku cerita sama bunda.
“Bunda,ap………apa……apa
bener kalau Nanda bukan anak ayah?” Aku tidak berani menatap wajah bunda.aku
tertunduk sambil menunggu jawaban bunda.
“Nang,kenapa
berbicara seperti itu? Kalau kamu bukan ayah lalu Nang anak siapa? Memanya
siapa yang bilang kalau Nang itu bukan ank ayah.” Bunda tetap sabar menghadapi
aku.
“Beberapa
hari yang lalu,abang bilang kalu Nanda bukan anak ayah.Abang juga bilang kalau
bunda bertengkar itu karena Nanda apakah semua itu benar bunda?”Air mataku
mulai mengalir jika mengigat perkataan abang.
“Nanda itu
anak ayah dan bunda,jangan dengerin semua kata-kata abang.Ia tidak tahu apa-apa
percaya sama bunda.”Bunda berusaha menenangkan Susana hati ku.
“Kalau Nanda
anak ayah.Kenapa tidak pernah mau peduli sama Nanda?” Aku masih tidak percaya.
“Nang,
memang mau tahu.Bunda akan ceritakan.Dulu,Sebelum Nang lahir ayah sering kerja keluar
kota selama beberapa bulan,waktu itu bunda sedang hamil.ayah di tugaskan kekota
selama empat bulan.Entah siapa yang mengarang cerita kalau ayah bekerja keluar
kota bunda sering ketemu mantan pacar bunda.Awalnya ayah tidak percaya semua
cerita itu.Tapi lama kelamaan ayah percaya semua perkataan itu,Hinga pada suatu
hari,waktu bunda pulang dari pasar ibu mengalami kecelakaan kecil,kebetulan di
tempan lokasi kejadian ada mantan pacar bunda.Dia mengantarkan bunda
kerumah.Ayah melihat bunda bersama lelaki lain,ayah marah pada bunda dan
menuduh bundah yang bukan-bukan.Ayah tidak mau mendengar penjelasan bunda.Ayah
menyuru bunda untuk mengugurkan kandungan bunda,tapi bunda tidak mau karena
bayi yang ada di dalam kandungan bunda adalah anak ayah,sejak itulah ayah
selalu bersikap kasar sama bunda.Bunda minta maaf gara-gara bunda Nang jadi
menderita.”Bunda merangkul aku dengan erat.
“Seharusnya,Nanda
yang minta maaf bunda,gara-gara Nanda ayah selalu bersikap kasar pada
bunda,”Bunda melepaskan pelukannya dengan perlahan-lahan dengan lembut,bunda
menghapus air mataku dengan telapa tangan bunda dan mencium kening ku.
“Nang
sekarang sudah tahu yang sebenarnya.Nang berdoa semoga ayah membukan hatinya
dan menganggap Nang adalah anak ayah sepenuhnya.” Akhirnya kegelisaan ku selama
ini terjawab juga.
Telopon
rumah bordering melelehkan suasana.Bunda segera keluar dari kamar ku.Tiba-tiba
aku mendengar suara bunda menagis.Aku segera keluar dari kamar ku dang
menghampiri bunda.
“Ada apa
bunda? Kenapa bunda menangis lagi?” Aku penuh penasaran kenapa bunda menagis
setelah mengangkat telepon rumah.
“Ayah
mu.Ayah mu cinta.ayah kecelakaan.Sekarang ayah ada di rumah sakit kita harus
kerumah sakit sekarang.”Cepat-cepat bunda bergeas,kemudian kami berangkat
menuju rumah sakit.
Setiba di
rumah sakit,aku melihat abang menagis di depan pintu ruangan ayah,bunda segera
menghampirinya.
“Bagai mana
keadaan ayah Alex?” Tanya bunda dengan penuh khawatir.
“Kata
dokter,ayah keritis bunda,ayah bayak kehilangan darah.Ayah bantu bunda karena
setok darah golongan O di rumah sakit
habis bunda.” Abang menagis dengan penuh bingung.
“Bunda,golongan
darah Nanda O bunda,Nanda mau donorin darah buat ayah,yang penting ayah sembuh
dan selamat.Nanda iklas bunda.”Bunda kemudian merangkulku.”Tiga hari kemudian kondisi
ayah mulai membaik.Tapi aku tidak berani melihat ayah aku hanya berani melihat
dari pintu saja,tapi aku berharap ayah bias berubah.
Seorang
memangil aku, betapa terkejutnya aku.Untuk pertamakalinya ayah memangilku.
“Nanda, ayah
minta maaf selama ini ayah menggap Nanda tidak ada di hati ayah,ayh tidak
pernah peduli sama Nanda.Ayah juga terimakasi ,karena Nanda sudah mau
mendonorkan darah buat ayah.”Suara ayah begitu lembut.Air mata ku tunpa saat
itu juga,air mata bahagia karena akhirnya ayah mau melihat ku.
“Ayah,seharusnya
Nanda yang minta maaf sama ayah karena tidak bias menjadi anak yang lebih baik
buat ayah dan itu uda menjadi kewajiban untuk menolong ayah,cinta berharap
setela ayah sembuh keluarga kita bias berkumpul kembali.”
“Ea
sayang,Ayah janji akan jadi suami yang baik buat bunda dan ayah yang baik.”Ayah
sadar dan mengakui semua kesalapahamanya dengan bunda,kebahagiaan pun dating
menhampiri.Itu semua kesabaran bunda dalam menghadapi semua masalah. Aku sayang
bunda.
Belum ada tanggapan untuk "Tegar-Nya Bunda Ku"
Posting Komentar